Senin, 30 April 2012

pengorbanan daun telinga untuk anak tercinta


TELINGA

            “Bisakah aku melihat bayiku?” Tanya seorang ibu baru, ketika buntalan itu diletakkan dalam dekapan tangannya dan ia menyingkap kain yang menutupi wajah kecil bayinya, si ibu tiba-tiba bernapas tersengal-sengal. Dokter segera menolongnya. Penyebabnya adalah bayi tersebut dilahirkan tanpa mempunyai daun telinga. Walaupun waktu membuktikan bahwa pendengaran bayi itu sempurna. Hanya penampilannya saja yang Nampak aneh.

            Ketika sampai dirumah dari sekolah suatu hari dan merajuk sedih ke dalam dekapan ibunya, si ibunya, si ibu mendesah, tahu bahwa kehidupan anaknya selalu dirundung kesedihan.

            Anaknya bercerita apa adanya tentang tragedy yang dialaminya. “anak-anak kecil memanggil aku dengan orang aneh.” Demikian teman-teman mengejeknya.

            Ia tumbuh dewasa dan tampan, terlepas dari ketidakberuntungan yang dimilkinya. Ia menjadi favorit dikelasnya dan ia menjadi ketua kelas karennya. Ia mempunyai bakat dalam bidang sastra dan musik. “tetapi kamu harus bergaul dengan anak-anak muda lainnya, “ibunya memaksanya.

            Ayah anak itu mengadakan pertemuan dengan dokter keluarga. “tidak adakah hal lain yang bisa dilakukan?” Tanya orang tua pemuda itu. “aku yakin aku bisa mencangkokkan daun telinga jika daun telinga itu bisa diperoleh,” dokter memutuskan.

            Kemudian mereka mencari orang yang bersedia untuk memberikan pengorbanan pada anak itu. Dua tahun telah berlalu. Kemudian, ”kamu harus pergi kerumah sakit, nak. Ibu dan ayah telah menemukan seseorang yang akan menyumbangkan telinga yang kamu butuhkan. Tetapi ini adalah sebuah rahasia,“ kata ayahnya.

            Operasi berjalan dengan sukses dan pemuda itu muncul dengan penampilan baru. Bakat-bakatnya berkembang menjadi jenius dan ia menjadi juara disekolah dan universitas. Kemudian ia menikah dan masuk dalam dunia diplomatic. “tetapi aku harus tahu!” ia mendesak ayahnya, “siapa yang telah memberikan pengorbanan yang begitu besar padaku? Aku tidak pernah bisa membalasnya.” “Aku percaya itu,” kata ayahnya, “tetapi perjanjiannya adalah kamu tidak boleh tahu sebelum waktunya.”

            Selama bertahun-tahun rahasia itu tertutup rapat, tetapi kini waktunya tiba … salah satu hari terkelam dimana seorang anak harus menanggung sebuah derita. Ia berdiri dengan ayahnya disamping peti jenazah ibunya. Perlahan, dengan lembut, si ayah menjulurkan tangannya dan menyingkap rambut tebal coklat untuk mengungkap bahwa ibunya tidak mempunyai daun telinga.

            “ibumu berkata bahwa senang rambutnya tidak akan pernah dipotong lagi,” ayahnya berbisik pelan, “dan tak seorangpun pernah berpikir ibumu kehilangan kecantikannya, bukan?” kecantikan sesungguhnya tidak terletak pada penampilan fisik, tetapi didalam hati. Kekayaan sesungguhnya tidak terletak pada apa yang bisa dilihat; tetapi pada apa yang tidak bisa dilihat.

            “Cinta sejati tidak terletak pada apa yang dilakukan dan diketahui, tetapi pada apa yang dilakukan dan tidak diketahui.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pengunjung