Senin, 23 April 2012

studi kasus kecerdasan emosi

STUDI KASUS KECERDASAN EMOSI

            Kadang-kadang kita menghabiskan waktu bertanya siapa yang bertanggung jawab atau salah siapa ini, apakah itu dalam suatu hubungan atau dalam suatu pekerjaan. Sehingga kita melupakan kehangatan dalam hubungan.

            Seorang bayi laki-laki dilahirkan dari pasangan yang menikah selama sebelas tahun. Mereka adalah pasangan yang saling mencintai dan anak mereka adalah harta tak ternilai dimata mereka. Sekarang si anak berusia sekitar dua tahun. Suatu pagi si ayah melihat sebuah botol obat yang terbuka tutupnya. Ia terlambat pergi bekerja, jadi ia menyuruh istrinya menutup botol tersebut dan menyimpannya dilemari. Si ibu, yang sibuk dengan pekerjaan didapur, benar-benar lupa dengan pesan suaminya. Anak yang sedang bermain menemukan botol tersebut, tertarik dengan warna obat, ia meminum obat itu seluruhnya.

            Si anak keracunan Karena obat itu untuk orang dewasa. Ketika sianak menunjukkan tanda-tanda keracunan, si ibu mambawanya ke rumah sakit. Sayang sekali, si anak tidak tertolong. Si ibu pingsan. Ia takut bagaimana menghadapi suaminya. Ketika si ayah yang putus asa datang kerumah sakit dan melihat anaknya telah meninggal dunia, ia memandang istrinya dan mengucapkan empat kata.
           
            Apa yang anda katakan pada si istri jika berada diposisi suami tersebut?
jawab sebelum lanjut membaca:

            Si suami mengatakan “aku cinta padamu sayang”. Reaksi tak terduga si suami ini merupakan bentuk tingkah laku proaktif. Ia benar-benar jenius dalam hubungan-hubungan manusia. Si anak telah tewas. Ia tidak bisa dihidupkan kembali. Tidak ada gunanya mencari kesalahan satu sama lain.

            Si ibu juga telah kehilangan anak satu-satunya. Apa yang ia butuhkan saat itu adalah pelipur lara dan simpati dari suaminya. Inilah yang sisuami berikan. Jiak setiap orang bisa memandang kehidupan dengan perspektif seperti ini, akan semakin sedikit masalah didunia ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pengunjung