Senin, 23 April 2012

emas dan intan

EMAS DAN INTAN

            Pada masa lampau, dimesir hidup seorang penganut ilmu kebatinan terkenal bernama zun-nun. Seorang anak muda datang mengunjunginya dan bertanya, “guru, aku tidak mengerti mengapa orang-orang seperti anda berpakaian begitu sederhana, tidakkah dijaman ini kita perlu berpakaian dengan rapi, tidak hanya untuk penampilan tetapi juga untuk alasan lainnya?”
            Guru ilmu kebatinan ini hanya tersenyum dan melepaskan cincinnya dari jarinya dan berkata, “sahabat muda, aku akan menjawab pertanyaanmu, tetapi lebih dahulu lakukan satu hal untukku. Bawa cincin ini dan pergilah ke pasar seberang jalan ini, bisakah kamu menjual cincin ini untuk sekeping emas?”
            Setelah mengamati cincin kotor milik zuh-nun, anak muda itu menjadi ragu. “satu keping emas, aku tidak yakin cincin ini bisa terjual dengan harga segitu.”
            “cobalah, anak muda, siapa tahu kamu bisa melakukannya.” Anak muda itu cepat-cepat pergi kepasar. Ia pergi menawarkan cincin itu pada pedagang tekstil, pedagang sayur, penjual daging dan yang lainnya. Faktanya, tidak seorang pun ingin membeli cincin itu dengan harga satu keping emas. Ia kembali ke rumah zuh-nun dan melapor, “guru tak seorang pun berani menawar lebih dari satu keping perak.”
            Dengan senyum bijaksana zuh-nun berkata, “sekarang pergilah ketoko emas yang ada dibelakang jalan ini. Tunjukkan cincin ini pada pemilik took atau pedagang emas. Jangan beritahukan harganya, hanya dengarkan saja berapa banyak ia akan membayar untuk cincin ini.”
            Anak muda itu pergi ke toko emas seperti yang disebutkan dan kembali dengan ekspresi yang berbeda diwajahnya. Ia kemudian melaporkan kepada zuh-nun, “guru, para pedagang dipasar sungguh tidak tahu nilai cincin ini, pedagang emas menawar cincin ini seribu keping emas. Dan nilai cincin ini seribu kali lipat dari apa yang ditawarkan oleh para pedagang sayur. Zuh-nun hanya tersenyum tipis dan berbicara pelan, “itu adalah jawaban dari pertanyaan kamu tadi sahabatku. Seseorang tidak bisa dinilai dari hanya melihat pakaian apa yang ia pakai, para pedagang dipasar memberikan nilai seperti itu. Tetapi tidak untuk pedagang emas.
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pengunjung